Dunia Kampus atau yang sering disebut dunia para kaum intelektual adalah sebuah wadah dimana terdiri dari sejuta kaum PENDDIK yang terdidik dengan latarbelakang profesi yang rata-rata menyandang jenjang pendidikan S2. Namun gelar yang dimiliki hanyalah sebuah gelar, tanpa didukung oleh kepedulian dan tanggungjawab yang penuh akan profesinya dalam mengIMPLEMENTASIKAN ilmunya. saya juga heran kenapa kaum terdidik ini mengabaikan alias tak menyadari akan profesi mereka. dosen saya misalnya pada waktu semester III ini, mereka hampir didominasi oleh kaum terdidik dari latarbelakang jenjang pendidikan yang tinggi, namun mereka tak profesional sedikitpun, padahal seringkali pada matakuliah Profesi Kependidikan, saya sering mendengar para Fasilator atau dosen saya selalu memberi tanda kutip "kriteria kaum terdidik yang profesional", namun apakah kriteria dari pribadi kaum terdidik ini sendiri tidak ada. buktinya mereka tak menghiraukan profesi mereka sebagai dosen. mereka jarang hadir, jarang bertatap muka dengan mahasiswanya, padahal mereka punya jam mata kuliah untuk bertatap muka dengan mahasiswanya khususnya peserta didiknya. namun realitanya, mereka malas mengajar, padahal para mahasiswa sudah membayar kewajibannya dalam menunaikan pembayaran SKS. akan tetapi kelancaran komunikasi dalam hal disiplin ilmu sangat kurang sekali, ini disebabkan kelalaian kaum terdidik yang kurang Care terhadap mahasiswanya sebagai anak bimbingan/ anak didiknya.
sepengetahuan saya yang namanya dosen adalah pendidik yang memiliki tanggungjawab penuh akan kegagalan dan kesuksesan mata kuliah yang mereka ajarkan kepada mahasiswanya, namun realitanya malah berbalik 180 derajat. mahasiswa mau paham atu tidak"TERSERAH". wlupun saya sadar bahwa mahasiswa itu dituntut untuk MANDIRI, tapi setidaknya kaum terdidik ini peduli-lah akan keberhasilan dan kegagalan mahasiswanya dalam memahami konsep materi mata kuliah yang diajarkan. apakah ini tujuan pendidikan atau disiplin ilmu... mungkinkah SDM yang di ada Bima khususnya biza berkembang klu para pendidik terus tidak peduli akan keberhasilan suatu pemahaman para anak didiknya (Mahasiswa). Yang mengejutkan lagi banyak kaum pendidik yang terdidik ini, memberikan penilaian yang tak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh mahasiswanya. anda tahu kenapa ini terjadi?????????? jelas sekali karena kaum pendidik ini tak tahu siapa yang pantas yang layak untuk mendapat nilai yang pantas, karena memang mereka tak pernah masuk ruangan dan berinteraksi langsung dengan mahasiswanya, sehingga banyak mahasiswa yang KECEWA akan hasil penilaian yang diberikan oleh pendidiknya. "sudah nggak hadir, malas, penilaian sembarang aja" tutur seorang mahasiswa yang sekelas dengan saya. ini adalah gambaran kecewaan peserta didik (mahasiswa) terhadap dosennya. besar harapan kami semoga hal ini tidak terjadi diseluruh kampus atau dunia pendidikan di Indonesia pada umumnya, sehingga dunia pendidikan tak akan pernah bisa berkembang.
semoga generasi akan datang khususnya kita sebagai mahasiswa calon guru dan pendidik sebagai REGENERASI, bisa menjadikan pengalaman kita didunia akademik seperti masalah yang saya uraikan diatas menjadi PELAJARAN yang berharga, karena kelak kita menjadi pendidik dan pengajar dalam mengembangkan MUTU PENDIDIKAN dinegeri kita tercinta. harapan saya semoga kaum terdidik bisa berpikir akan pentingnya SEBUAH tanggungjawab, karena seorang pendidik yang terdidik adalah gudang segala ILMU dan PABRIK FIGUR, bagi anak didiknya
Mari Berpikir dan kita ubah budaya yang salah dari kaum terdidik kita.......... karena kita juga calon guru atau Pendidik, apakah kita akan meniru sikap dan perilaku pendidik alias dosen kita untuk kita terapkan kepada anak didik kita kelak,,....???????????
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Semoga blog ini bermanfaat.