PENGETAHUAN LINGKUNGAN
Tentang
PENCEMARAN LINGKUNGAN
DI KEL. MELAYU (ULE) KEC. ASAKOTA KOTA BIMA
Dosen Pembimbing : Ir. Bakhtiar, S.Pi,MP
OLEH :
KELOMPOK II KELAS E/IV
Ketua : 1. KAMARUDDIN
Anggota : 2. ILHAM
3. FINATI
4. KHAERUNNISAH
5. KURNIATIN
6. NURSARINAH
7. FATIMAH
JURUSAN MATEMATIKA-IPA (MIPA)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP BIMA
TAHUN AKADEMIK 2011-2012
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum War. Wab.
Dengan mengucapkan syukur alhamdullillah kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga segala aktifitas dan runitas kami dan atas izin-Nya Laporan Pengetahuan Lingkungan tentang pencemaran Lingkungan ini dapat terselesaikan dan tidak kurang dari waktu yang ditentukan. Salam dan shalawat tidak lupa pula kami khaturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Nabiyullah Muhammad SAW, yang membawa umat manusia dari peradaban jahilliyah menuju Al-Islam dan Iman, semoga beliau selalu mendapatkan tempat tertinggi beserta keluarga dan sahabat beliau. Amin.
Dalam laporan ini, kami melakukan observasi di Kel. Melayu Kec. Asakota, dimana lokasi tersebut kami jadikan sebagai objek penelitian atau pengamatan pengetahuan lingkungan yang berkaitan dengan pencemaran lingkungan baik pencemaran udara, air dan tanah. Berbicara masalah pencemaran lingkungan merupakan hal yang sangat mengancam peradaban umat manusia, dimana ekosistem di dunia hampir rusak dan musnah, sehingga keseimbangannya tidak lagi terjaga.
Semoga laporan ini selalu memberikan kontibusi positif kepada umat manusia, sehingga mampu menjaga keseimbangan kehidupan atau ekosistem di dunia ini, lebih-lebih lingkungan disekitarnya dan terutama kepada mahahsiswa/i di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (SKTIP) Bima, khususnya mahasiswa Pendidikan Biologi yang mengeluti Bidang Studi Pendidikan Biologi. akhir kata terimakasih kepada yang terhormat Bp. Ir.Bakhtiar, S.Pi,MP selaku dosen pembimbing yang selalu memotivasi demi kelancaran laporan ini.
Bima, 18 Mei 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................... 1
C. Tujuan....................................................................................... 1
BAB II : TEMPAT DAN WAKTU PENGAMATAN
2
BAB III : TINJAUAN PUSTAKA
3
BAB IV : PEMBAHASAN
A. Sungai Ule....................................................................................
B. Limbah Rumah Tangga................................................................
C. Tempat Pembuangan Sampah....................................................
D. Polusi...........................................................................................
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................
B. Saran............................................................................................
BAB VI : DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah lingkungan seperti pencemaran, kerusakan dan bencana dari tahun ke tahun masih terus berlangsung dan semakin luas. Kondisi tersebut tidak hanya menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan tetapi juga memberikan dampak yang sangat serius bagi kesehatan dan jiwa manusia. Buruknya kualitas lingkungan, di antaranya disebabkan antara lain oleh pertambahan penduduk yang semakin pesat dan meningkatnya kebutuhan akan sumber daya.
Pertambahan penduduk telah meningkatkan kebutuhan terhadap sandang, pangan, papan, air bersih dan energi. Hal tersebut mengakibatkan eksploitasi terhadap sumber daya alam semakin tinggi serta cenderung mengabaikan aspek- aspek lingkungan hidup.konsekuensinya akan memerlukan lahan yang luas untuk melakukan aktivitasnya dan memanfaatkan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan akan berdampak pada penurunan kelestarian sumber daya alam dan fungsi lingkungan (Kartodihardjo, dkk.,2005).
Kerusakan sumber daya alam terus mengalami peningkatan, baik dalam jumlah maupun sebaran wilayahnya. Secara fisik kerusakan tersebut disebabkan oleh tingginya eksploitasi yang dilakukan, bukan hanya dalam kawasan produksi yang dibatasi oleh daya dukung sumber daya alam, melainkan juga terjadi didalam kawasan lindung dan konservasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Kerusakan tersebut disebabkan baik oleh usaha-usaha komersial yang secara sah mendapat ijin maupun oleh individu-individu yang tidak mendapat ijin.
Masalah lingkungan yang dihadapi ini pada dasarnya adalah masalah ekologi manusia. Masalah itu timbul karena perubahan lingkungan yang memyebabkan lingkungan itu kurang sesuai lagi untuk mendukung kehidupan manusia. Permasalahan lingkungan hidup dewasa ini banyak dibicarakan, karena telah tampak adanya gajala dan kecenderungan pencemaran limgkungan yang di akibatkan oleh perbuatan manusia. Misalnya pencemaran sumber daya air dan sungai sebagai akibat dari pembuangan sampah sembarangan serta banyak kasus lain yang sekarang sudah menjadi fenomena umum.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pencemaran yang terjadi di Kel. Melayu (Ule) Kec. Asakota Kota Bima.
2. Untuk mengetahui Pencemaran Lingukungan Baik Pencemaran Udara, Tanah, maupun Air di Kel.Melayu (Ule) Kec. Asakota Kota Bima.
BAB II
TEMPAT DAN WAKTU PENGAMATAN
Berdasarkan keputusan dan musyawarah Kelompok II dengan ini menyatakan pada :
Hari / Tanggal : Minggu, 15 Mei 2011
Jam : 08.30 Wita Sampai Selesai
Tempat : Kel. Melayu (Ule) Kec. Asakota Kota Bima
Dilakukan pengamatan / penelitian pengetahuan lingkungan tentang pencemaran lingkungan yang terjadi di lokasi pengamatan, baik pencemaran udara, air dan tanah. Demikian keputusan yang kami buat.
BAB III
KAJIAN PUSTAKA
Pembangunan sektoral selama ini terus memperbesar eksploitasi sumber daya alam, sementara itu kebutuhan untuk melakukan konservasi dan perlindungan sumber daya alam tidak dapat dijalankan sebagaimana mestinya. Akibatnya adalah semakin banyaknya kerusakan lingkungan, banjir, longsor, pencemaran air sungai, dan lain-lain.
Masih banyak manusia yang bersikap tidak tahu atau tidak mau peduli dan tidak butuh pandangan dan manfaat jangka panjang sumber daya alam, sekaligus tidak peduli dengan tragedi kerusakan lingkungan yang terjadi. Bagi mereka, kesejahteraan material sesaat menjadi kepedulian utama dan pada saat yang sama mengabaikan berbagai tragedi kerusakan lingkungan yang umumnya padahal justru mendatangkan kerugian bagi mereka juga dan bahkan bagi orang lain yang tidak tahu menahu (Kartodihardjo, dkk., 2005).
Anggapan bahwa lingkungan itu milik publik, menyebabkan orang pada umumnya tidak merasa bersalah mengeksploitasi sebesar-besarnya sumber daya alam dan membuang limbah ke media lingkungan (Hadi, 2006). lingkungan berkaitan erat dengan daya dukung alam. Daya dukung alam dapat diartikan sebagai kemampuan alam untuk mendukung kehidupan manusia (Wardhana, 2004).
Daya dukung alam perlu dijaga karena daya dukung alam dapat berkurang atau menyusut sejalan dengan berputarnya waktu dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemajuan industri. Kerusakan Pada dasarnya setiap pembangunan menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan. Dampak pembangunan ini ada yang bersifat positif maupun negatif. Oleh karena itu, setiap rencana pembangunan perlu disertai dengan wawasan jauh ke depan tentang perkiraan timbulnya dampak tersebut.
Wawasan ini diterapkan dengan mengadakan analisis perkiraan dampak penting terhadap komponen lingkungan fisik, kimia, biologi, sosial budaya dan kesehatan masyarakat. Analisis tersebut harus dilakukan secara terperinci tentang dampak negatif maupun dampak positif yang akan timbul, sehingga sejak dini dapat dipersiapkan langkah untuk menanggulanginya (Supardi, 2003).
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada disekitar kita baik itu benda mati maupun benda hidup. Sedangkan lingkungan hidup adalah suatu wadah atau tempat dimana didalamnya terdapat segala makhluk hidup maupun benda-benda tak hidup yang membangun hubungan saling terkait termasuk perilaku manusia. Menurut Undang-Undamg RI No.4 Tahun 1982 adalah kesatuan ruang dengan semua bendanya, keadaan makhluk hidup lainnya. Sedangkan lingkungan itu sendiri adalah tempat-tempat dan peranan manusia diantara makhluk hidup dan komponen kehidupan lainnya. Lingkungan hidup dibedakan atas 2 bagian yaitu:
1. Lingkungan biotik, segala makhluk hidup mulai mikroorganisme sampai dengan tumbuhan tingkat tinggi, dan hewan termasuk didalamnya manusia, Lingkungan biotik biasa juga disebut lingkungan organik.
2. Lingkungan abiotik, segala kondisi hidup yang terdapat disekitar makluk hidup yang bukan organisme hidup, antara lain batuan, tanah, mineral dan udara, Lingkungan biotik biasa juga disebut lingkungan anorganik.
Secara garis besar terdapat tiga macam lingkungan hidup yaitu:
1. Lingkungan fisik
2. Lingkungan hayati
3. Lingkungan social
Macam pencemaran dapat dibedakan berdasarkan pada tempat terjadinya, macam bahan pencemarnya, dan tingkat pencemaran. Menurut tempat terjadinya, pencemarannya dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu pencemaran udara, air, dan tanah.
1. Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global. (http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_Udara).
2. Pencemaran Air
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata.
Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dll juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran. (http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_Air)
Pencemaran air juga dapat diartikan sebagai peristiwa masuknya zat, energi, unsur, atau komponen lainnya kedalam air sehingga menyebabkan kualitas air terganggu. Kualitas air yang terganggu ditandai dengan perubahan bau, rasa, dan warna.
Sumber pencemaran air dapat berasal dari :
1. Limbah pertanian
2. Limbah rumah tangga
3. Limbah industry
4. Penangkapan ikan dengan menggunakan racun
Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran air antara lain :
a. Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen.
b. Terjadinya ledakan populasi ganggang dan tumbuhan air (eutrofikasi, dan Pendangkalan Dasar perairan.
d. Punahnya biota air, misalnya ikan, yuyu, udang, dan serangga air.
e. Munculnya banjir akibat got tersumbat sampah.
f. Menjalarnya wabah muntaber.
3. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya. (http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_tanah)
Pencemaran tanah banyak diakibatkan oleh sampah-sampah rumah tangga, pasar, industri, kegiatan pertanian, dan peternakan. Sampah dapat dihancurkan oleh jasad-jasad renik menjadi mineral, gas, dan air, sehingga terbentuklah humus. Sampah organik itu misalnya dedaunan, jaringan hewan, kertas, dan kulit. Sampah-sampah tersebut tergolong sampah yang mudah terurai. Sedangkan sampah anorganik seperti besi, alumunium, kaca, dan bahan sintetik seperti plastik, sulit atau tidak dapat diuraikan. Bahan pencemar itu akan tetap utuh hingga 300 tahun yang akan datang. Bungkus plastik yang kita buang ke lingkungan akan tetap ada dan mungkin akan ditemukan oleh anak cucu kita setelah ratusan tahun kemudian.
Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah antara lain
a. Terganggunya kehidupan organisme (terutama mikroorganisme dalam tanah).
b. Berubahnya sifat kimia atau sifat fisika tanah sehingga tidak baik untuk pertumbuhan tanaman, dan
c. Mengubah dan mempengaruhi keseimbangan ekologi
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Sungai Ule
Gambar.1.1. Sungai Ule Kel. Melayu Kec. Asakota
Sungai Ule merupakan Sungai yang menghubungkan beberapa sungai dari beberapa wilayah di Kota Bima yang bermuara di Laut Pantai Ule. Sungai ini diperbesar pada tahun 2008 setelah terjadinya banjir banda yang melanda Kota Bima, guna mengantisipasi terjadinya banjir.
Beberapa permasalahan lingkungan yang ditemukan seperti pencemaran air yang disebabkan oleh sampah-sampah yang berserakkan disekitar Sungai terutama dari sampah anorganik, hal tersebut terjadi karena kurangnya kesadaran manusia yang membuang sampah sembarangan. Permasalahan lain yang di temukan adalah udara yang semakin panas yang disebabkan oleh adanya penggundulan gunung di sekitar Sungai. Pada dasarnya, solusi berbagai permasalahan harus dari kesadaran masyarakat untuk dapat melestarikan seperti mengadakan reboisasi atau penghijauan dan membuang sampah pada tempatnya.
Berbagai upaya juga dilakukan oleh pihak pemerintah khususnya dari Badan Lingkungan Hidup (BLH), dengan memasang papan peringatan agar tidak membuang sampah disungai. Namun kesadaran masyarakat setempat tetap membuang sampah di sungai, hal ini tentunya dapat menyebabkan : Banjir, Erosi, Kekurangan sumber air, sumber penyakit, Tanah Longsor, Dapat merusak Ekosistem sungai, dan bahkan Kerugian untuk Nelayan khususnya disekitar pantai Ule.
Gambar 1.2 : Papan Peringatan BLH “Dilarang Buang Sampah Di Sungai”.
B. Limbah Rumah Tangga
Gambar 1.3 : Limbah Rumah Tangga
Selain pencemaran pada Sungai Ule, juga ditemui pencemaran air yang terjadi pada selokkan-selokkan atau goto-got rumah penduduk yang disebabkan oleh limbah rumah tangga. Selain limbah rumah tangga sumber pencemaran juga berasal dari sampah anorganik seperti plastik, bekas pembungkus detergen dan sampah-sampah minuman berkaleng. Hal ini karena kurangnya kesadaran masyarakat setempat dan ini tentunya dapat menyebabkan berbagai masalah lingkungan baik tersumbatnya aliran got yang menyebabkan banjir maupun sumber bibit penyakit. oleh karena itu peranan masyarakat setempat serta kesadaranyan dalam menjaga kebersihan lingkungan disekitarnya, karena lingkungan yang bersih member kenyamanan serta ketenangan tersendiri bagi kita.
C. Tempat Pembuangan Sampah yang tidak efektif
Berdasarkan pengamatan, selain Sungai Ule dan limbah rumah tangga, pencemaran di Kel. Melayu Kec. Asakota, juga disebabkan karena dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah oleh masyarakat setempat dan bahkan sampah dari beberapa kelurahan tetangga disekitar Kel. Melayu. Ini tentunya berdampak buruk bagi kesehatan warga setempat, apalagi lokasi pembuangan sampah tersebut sangat dekat dengan pemukiman warga, sehingga penyebaran bibit penyakit sangat mudah tertular.
Gambar 1.4 : Sampah Berserakan dimana-mana (Sampah Anorganik).
Hampir 75% sampah berasal dari sampah anorganik, sehingga sulit sekali diuraikan. Ini tentunya dapat menyebabkan pencemaran baik pencemaran udara karena bau busuk dan bahkan pencemaran pada tanah, sehingga produktifitas tanah berkurang karena sampah terdiri sampah anorganik.
Agar pencemaran tidak berkelanjutan, diharapkan kesadaran masyarakat setempat, agar tidak menjadikan beberapa lokasi di Kel. Melayu sebagai tempat pembuangan sampah, tapi diupayakan untuk mencari tempat yang jauh dari aktifitas masyarakat, agar bibit penyakit tidak mudah tertular.
D. Pencemaran Udara (Polusi )
Selain pencemaran air dan tanah, dilokasi pengamatan pencemaran lingkungan juga berasal dari polusi udara. Pencemaran udara ini disebabkan oleh aktifitas dan pembangunan dibeberapa lokasi di Ule, sehingga debu dan polusi menyebabkan pencemaran udara. Selain itu juga pencemaran udara berasal dari kendaraan roda 2 yang berasap. Hal ini tentunya dapat menyebabkan berbagai masalah, baik udara tidak baik untuk pernapasan juga dapat menyebabkan berbagai penyakit bahkan dapat menyebabkan pemanasan global (Global Warming).
Gambar 1.5 : Polusi Udara
Faktor lain yang menyebabkan polusi udara juga disebabkan oleh pembabatan hutan secara liar dan pembukaan lahan oleh masyarakat setempat, sehingga tumbuhan yang berfungsi menyaring udara tidak ada lagi. Oleh karena itu diharapkan kepada masyarakat setempat agar tidak membabat hutan secara membabi buta, karena hal tersebut dapat menyebabkan kerusakan alam disekitar kita. Selain itu diupayakan agar melakukan reboisasi terhadap hutan yang dibabat, guna menghindari kerusakan yang lebih parah lagi kedepannya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lingkungan alam tempat tiggal manusia memberikan begitu banyak keuntungan dan kesenangan untuk di nikmati. Namun banyak orang yang tak bertanggungjawab. Akibat dari perusakan lingkungan secara membabi buta dan tak pernah mempedulikan kelangsungan hidupnya & berakibat fatal bagi manusia sendiri. Beberapa diantaranya pencemaran darat, pengundulan hutan, pencemaran laut dan udara yang mengakibatkan begitu banyak kerugian bagi manusia itu sendiri. Jika di cermati lebih lanjut, semua perusakan alam seharusnya tidak terjadi apabila dalam mengeksploitasi dilakukan dengan benar. Dampak dari semua perusakan alam tentunya akan berakibat buruk juga terhadap kelangsungan hidup generasi mendatang. Jika alam yang ada saat ini sudah sebagian besar hancur maka di masa depan semua generasi muda tidak akan pernah bisa menikmati lagi alam yang begitu indah untuk di nikmati. Berbagai bencana juga akan terjadi kelak jika tidak ada lagi alam yang mampu melindungi & memberikan segala kebutuhan manusia.
Berdasarkan dengan hasil pengamatan maka dapat disimpulkan bahwa:
- Sungai Ule merupakan sungai yang berfungsi untuk menghubungkan sungai-sungai yang lain menuju laut khususnya pantai Kota Bima, sehingga apabila musim hujan, Sungai Ule sebagai penghubung langsung menuju laut, namun apabila sungai ini penuh dengan sampah maka aliran sungai akan tersumbat dan menyebabkan banjir.
- Permasalahan lingkungan yang terjadi dibeberapa lokasi penelitian diantaranya pencemaran air seperti Sungai Ule yang penuh dengan sampah anorganik, limbah rumah tangga, pembuangan sampah Anorganik disekitar pemukiman warga, penggundulan gunung dan pembakaran untuk membuka lahan dibeberapa lokasi di Ule, pencemaran udara atau polusi yang disebabkan oleh debu dan asap kendaraan bermotor.
B. Saran
- Sebaiknya masyarakat tidak membuang sampah disekitar Sungai Ule yang dapat menghambat jalannya air.
- Sebaiknya masyarakat tidak menjadikan salah satu lokasi di Ule, yang dijadikan tempat pembuangan sampah, karena terlalu dekat dengan pemukiman warga serta mengupayakan tempat lain yang jauh dari aktifitas maasyarakat setempat.
- Sebaiknya masyarakat tidak membuang limbah ke got-got, serta menyupayakan untuk pembersihan got agar tidak merambahnya bibit penyakit, seperti penyakit malaria.
- Sebaiknya pemerintah mengontrol aktivitas penduduk di sekitar Sungai Ule sehingga tidak menimbulkan dampak negative yang dapat merusak Sungai tersebut.
- Perlu adanya sosialisasi bagi masyarakat untuk memberikan pengetahuan bahwa lingkungan begitu berharga untuk kelangsungan hidup manusia itu sendiri.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
- Tim Pengajar. 2009. Ilmu Alamiah Pengetahuan. Makassar: Universitas Negeri Makassar.
- Tim Pengajar. 2009. Pengetahuan Lingkungan. Makassar: Universitas Negeri Makassar.
LAMPIRAN FOTO “PENGETAHUAN LINGKUNGAN” HASIL PENGAMATAN PENCEMARAN LINGKUNGAN LOK. KEL.MELAYU (ULE) KEC. ASAKOTA KOTA BIMA | |
KELOMPOK II: MAHASISWA KELAS E/IV MIPA-PEND.BIOLOGI (Melakukan pengamatan dilokasi pada hari : Minggu, 15 Mei 2011, Pukul : 08.30 Wita Sampai Selesai) | |
Pencemaran Air di Sungai Ule. pencemaran disebabkan oleh sampah anorganik dan limbah rumah tangga | Hampir Disepanjang Sungai Ule, sampah berserakkan, sehingga menyebabkan sungai penuh dengan sampah dan bertumpuk-tumpukkan. |
Papan peringatan Badan Lingkungan Hidup (BLH): “Dilarang membuang sampah di sungai”. Namun hal ini tidak memberi kesadaran kepada masayakat setempat untuk tidak membuang sampah di sungai. | Upaya pembersihan lingkungan yang dilakukan oleh Observer di lokasi pengamatan, dengan harapan bisa dicontohi oleh masyarakat, karena lingkungan yang bersih tentunya member kesan dan kenyaman tersendiri. |
Pembuangan sampah berdekatan dengan pemukiman warga. Hal ini tentunya membawa dampak yang tidak baik terhadap kesehatan warga setempat dan bisa menjadi sumber penyakit. | Para observer meng-identifikasi sumber sampah, ternyata sampah berasal dari aktifitas warga dan dari sampah dari Kelurahan lain, sehingga sampah bertumpukkan dimana-mana. |
Selain di Sungai Ule, pencemaran juga terlihat di got-got warga, disebabkan oleh limbah rumah tangga masyarakat setempat | Kondisi lingkungan sekitar lokasi pengamatan yang tercemar, hal ini dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan sumber wabah penyakit. |
Polusi udara dilokasi pengamatan, disebabkan oleh debu dan asap kendaraan roda 2, apalagi tumbuhan disekitar lokasi tidak dapat lagi menetralisir udara yang kotor disebabkan pembabatan hutan oleh warga setempat. | Kondisi tanah yang tercemar disebabkan oleh pembuangan limbah. Hal ini menjadi sumber bibit penyakit bagi warga setempat. |
i like kreative kamu
BalasHapus