Sabtu, 26 Februari 2011

ILMU GIZI KESEHATAN - PROTEIN DAN KEBUTUHANNYA

MAKALAH
ILMU GIZI KESEHATAN

Tentang

Protein Serta Kebutuhannya

Dosen Pembimbing : Sukmala Dewi, S.Pd


OLEH :
KAMARUDDIN
NPM: 09.3.01.0221 Kelas E/III Biologi STKIP-Bima

                                                                   


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP-BIMA
TAHUN AKADEMIK 2010-2011




KATA PENGANTAR

Assalmu’alaikum War. Wab

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan karunia, taufik, serta hidayah-Nya sehingga kami  dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam tidak lupa penulis hantarkan kepada junjungan alam Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, beserta ummat Beliau yang tetap istiqomah hingga akhir zaman.
Makalah ini kami susun sebagai salah satu bentuk penyelesaian tugas pada mata kuliah Ilmu Gizi Kesehatan oleh Bu. Sukmala Dewi, S.Pd selaku Dosen Pembimbingdengan judul makalah : “Protein serta kebutuhannya”.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini tentunya terdapat kesalahan dan kekurangannya, itu semua tidak lepas dari kekhilafan kami sebagai insan yang dlo’if, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan kedepannya nanti.

Wassalam ‘alaikum. War. Wab.

Kota Bima, 05 Nopember 2010
Wassalam,

Kamaruddin.
NPM: 09.3.01.0221

 

DAFTAR ISI

 

Judul -------------------------------------------------------------------1

Kata Pengantar ----------------------------------------------------- 2

Daftar Isi--------------------------------------------------------------3

 

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ------------------------------------------------4

B.   Rumusan Masalah-------------------------------------------4

C. Tujuan ----------------------------------------------------------4

 

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Protein-------------------------------------------5

1. Pengertian Protein----------------------------------------5  

2. Fungsi atau keuntungan Protein---------------------8

B.   Kebutuhan protein dalam Ilmu Gizi-------------------10

 

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ---------------------------------------------------13

B.   Saran ----------------------------------------------------------13

 

DAFTRA PUSTAKA

 

 

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Dalam ilmu gizi kesehatan kita akan mempelajari tentang makanan dan zat makanan. Lalu makanan yang bergizi itu semacam apa? Makanan bergizi adalah makanan yang cukup kwalitas dan kwantitasnya serta mengandung unsur yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan. Syarat Makanan bergizi meliputi ; Mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral yang cukup.
Protein sebagai salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh tubuh sangat penting bagi tubuh dan penunjang pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun psikis.
Dalam hal ini, kami coba membahas beberapa hal tentang protein, baik itu pengertian dan tingkat kebutuhannya bagi tubuh, dan itu semua akan kami bahas  dalam makalah yang kami susun ini. Factor inilah yang melatarbelakangi penyusunan makalah ini. 

B.     RUMUSAN MASALAH

·         Pengertian dan fungsi Protein
·         Kebutuhan Protein dalam Ilmu Gizi

C.     TUJUAN

Untuk menyelesaikan tugas kelompok pada mata kuliah gizi kesehatan. Selain itu tujuan penyusunan makalah ini adalah agar kita paham betapa pentingnya protein bagi tubuh kita.

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DAN FUNGSI PROTEIN

      1.   Pengertian Protein

Protein (akar kata protos dari bahasa Yunani yang berarti “yang paling utama”) adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838.
Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer (tingkat satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener (tingkat empat). Struktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida (amida). Sementara itu, struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian asam amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen. Berbagai bentuk struktur sekunder misalnya ialah sebagai berikut:
·   alpha helix (α-helix, “puntiran-alfa”), berupa pilinan rantai asam-asam amino berbentuk seperti spiral;
·   beta-sheet (β-sheet, “lempeng-beta”), berupa lembaran-lembaran lebar yang tersusun dari sejumlah rantai asam amino yang saling terikat melalui ikatan hidrogen atau ikatan tiol (S-H);
·   beta-turn, (β-turn, “lekukan-beta”); dan
·   gamma-turn, (γ-turn, “lekukan-gamma”).
Gabungan dari aneka ragam dari struktur sekunder akan menghasilkan struktur tiga dimensi yang dinamakan struktur tersier. Struktur tersier biasanya berupa gumpalan. Beberapa molekul protein dapat berinteraksi secara fisik tanpa ikatan kovalen membentuk oligomer yang stabil (misalnya dimer, trimer, atau kuartomer) dan membentuk struktur kuartener. Contoh struktur kuartener yang terkenal adalah enzim Rubisco dan insulin.
Struktur primer protein bisa ditentukan dengan beberapa metode:
(1) Hidrolisis protein dengan asam kuat (misalnya, 6N HCl) dan kemudian komposisi asam amino ditentukan dengan instrumen amino acid analyzer,
(2) Analisis sekuens dari ujung-N dengan menggunakan degradasi Edman,
(3) Kombinasi dari digesti dengan tripsin dan spektrometri massa, dan
(4) Penentuan massa molekular dengan spektrometri massa.
Struktur sekunder bisa ditentukan dengan menggunakan spektroskopi circular dichroism (CD) dan Fourier Transform Infra Red (FTIR). Spektrum CD dari puntiran-alfa menunjukkan dua absorbans negatif pada 208 dan 220 nm dan lempeng-beta menunjukkan satu puncak negatif sekitar 210-216 nm. Estimasi dari komposisi struktur sekunder dari protein bisa dikalkulasi dari spektrum CD. Pada spektrum FTIR, pita amida-I dari puntiran-alfa berbeda dibandingkan dengan pita amida-I dari lempeng-beta. Jadi, komposisi struktur sekunder dari protein juga bisa diestimasi dari spektrum inframerah.
Struktur protein lainnya yang juga dikenal adalah domain. Struktur ini terdiri dari 40-350 asam amino. Protein sederhana umumnya hanya memiliki satu domain. Pada protein yang lebih kompleks, ada beberapa domain yang terlibat di dalamnya. Hubungan rantai polipeptida yang berperan di dalamnya akan menimbulkan sebuah fungsi baru berbeda dengan komponen penyusunnya. Bila struktur domain pada struktur kompleks ini berpisah, maka fungsi biologis masing-masing komponen domain penyusunnya tidak hilang. Inilah yang membedakan struktur domain dengan struktur kuartener. Pada struktur kuartener, setelah struktur kompleksnya berpisah, protein tersebut tidak fungsional.
2.      Fungsi atau Keuntungan Protein
Fungsi Protein di dalam tubuh kita sangat banyak, bahkan banyak dari proses pertumbuhan tubuh manusia dipengaruhi oleh protein yang terkandung di dalam tubuh kita. Adapun fungsi protein dalam tubuh adalah sebagai berikut :
·   Sumber energi
·   Pembetukan dan perbaikan sel dan jaringan
·   Sebagai sintesis hormon,enzim, dan antibodi
·   Pengatur keseimbangan kadar asam basa dalam sel
Selain itu protein memiliki peranan dan fungsi tertentu dalam tubuh. Fungsi tersebut sebagai :
2. 1   Sebagai enzim
Hampir semua reaksi biologis dipercepat atau dibantu oleh suatu senyawa makromolekul spesifik yang disebut enzim, dari reaksi yang sangat sederhana seperti reaksi transportasi karbon dioksida sampai yang sangat rumit seperti replikasi kromosom. Protein besar peranannya terhadap perubahan-perubahan kimia dalam sistem biologis.
2.2    Alat pengangkut dan penyimpan
Banyak molekul dengan MB kecil serta beberapa ion dapat diangkut atau dipindahkan oleh protein-protein tertentu. Misalnya hemoglobin mengangkut oksigen dalam eritrosit, sedangkan mioglobin mengangkut oksigen dalam otot. Pengatur pergerakan Protein merupakan komponen utama daging, gerakan otot terjadi karena adanya dua molekul protein yang saling bergeseran.
2. 3   Penunjang mekanis
Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan adanya kolagen, suatu protein berbentuk bulat panjang dan mudah membentuk serabut. Pertahanan tubuh atau imunisasi Pertahanan tubuh biasanya dalam bentuk antibodi, yaitu suatu protein khusus yang dapat mengenal dan menempel atau mengikat benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh seperti virus, bakteri, dan sel- sel asing lain.
2. 4   Media perambatan impuls syaraf
Protein yang mempunyai fungsi ini biasanya berbentuk reseptor, misalnya rodopsin, suatu protein yang bertindak sebagai reseptor penerima warna atau cahaya pada sel-sel mata.
2. 5   Pengendalian pertumbuhan
Protein ini bekerja sebagai reseptor (dalam bakteri) yang dapat mempengaruhi fungsi bagian-bagian DNA yang mengatur sifat dan karakter bahan.


B.   KEBUTUHAN PROTEIN DALAM ILMU GIZI
Makanan bergizi adalah makanan yang cukup kwalitas dan kwantitasnya serta mengandung unsur yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan. Syarat Makanan bergizi meliputi ;
1.   Mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral yang cukup
2.   Mengenyangkan
3.   Termasuk dalam 4 sehat 5 sempurna
4.   Bersih dari bakteri dan kuman atau penyakit
5.   Makanan yang tidak mengandung bahan adittif dan kimia
Makanan yang sehat sangatlah berguna untuk membina tubuh bahkan mengganti sel-sel tubuh yang sudah rusak, dilain hal makanan juga akan menghasilkan panas dan energi didalam tubuh kita.
Diketahui bahwa protein harus ada dalam setiap makanan lantaran sangat diperlukan oleh tubuh, terkadang didalam satu makanan kandungan proteinya sering kali tidak lengkap makanya kita sangat perlu memakan makanan yang bermacam-macam. Oleh karena itu betapa pentingnya tubuh, mengkomsumsi makanan yang bergizi dan mengandung unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tubuh meskipun makan itu tidak harus mahal.  

Dalam ilmu gizi, protein juga sangat penting dan harus dicukupi dalam tubuh, Seperti yang dipaparkan diatas, protein merupakan makronutrien yang harus dipenuhi oleh kita. Oleh karena itu protein sangat memegang peranan penting bagi tubuh kita. 
Protein Mengandung asam amino (essensial dan non essensial). Asam Amino Essensial adalah asam amino yang tidak dapat dibuat sendiri oleh tubuh, jadi harus didatangkan dari luar ada 8 asam amino esensial yaitu isoLeusin, Leusin, treonin, triptofan , valin, Lisin, Metionin, dan Fenilalanin. Sedangkan asam amino esensial merupakan asam amino yang dapat di produksi sendiri oleh tubuh Manusia. Kandungan setiap 1 gram protein  akan menghasilkan 4 kalori .
Kebutuhan protein untuk orang dewasa adalah 1 gram/kg.BB/hari. Jika kebutuhan tersebut berlebih, maka kelebihannya akan dibuang melalui ginjal dalam bentuk urea. Inilah yang disebut Nitrogen Balans.
sumber Protein dapat dijumpai pada protein hewani misalnya pada makanan ikan, daging dan telur sedangkan Protein Nabati terdapat pada tumbuh-tumbuhan yakni tahu, tempe dan kacang-kacangan
Dibawah ini beberapa kategori tingkat kebutuhan akan protein :
·         RDA = 0,8 gr protein per kilogram berat badan untuk orang dewasa.
·         Laki- laki dewasa, BB = 70 kg, maka membutuhkan 56 gr protein/ hari.
·         Wanita dewasa, BB = 55 kg, maka membutuhkan 44gr protein /hari.
Kebutuhan khusus (special requirement) akan protein pada tahap pertumbuhan antara lain :
1.      6 bulan pertama    = 2,2 gr/kgBB.
2.      6 bulan kedua        = 1,6 gr/kgBB.
3.      Kehamilan              = ditambah 30 gr/ hari (44 + 30= 74gr/hari).
4.      Menyusui               = ditambahi 20gr/hari (44 + 20= 64gr/hari).
5.      Strees fisik              = Infeksi berat ditambahkan 1/3 dari kebutuhan.












BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Protein Zat organik yang pada hidrolisa menghasilkan unit- unit pembentukan yakni asam- asam amino. Dengan fungsi sebagai Sumber energi, Pembetukan dan perbaikan sel dan jaringan, Sebagai sintesis hormon, enzim dan antibody, serta sebagai Pengatur keseimbangan kadar asam basa dalam sel.
Kandungan setiap 1 gram protein  akan menghasilkan 4 kalori. Kebutuhan protein untuk orang dewasa adalah 1 gram/kg.BB/hari. Kekurangan protein dapat menyebabkan busung lapar.
B.     SARAN
Apabila ada kekeliruan dan kesalahan dalam pembahasan makalah ini, kami sangat mengharapkan saran maupun kritik yang membangun guna menyempurnakan pembahasan dalam makalah yang kami susun.





DAFTAT PUSTAKA
·         Diperoleh dari beberapa situs dan web site : google.com.wikipedia.
·         www.google.com./Kebutuhan protein 
·         www.kumpulblogger.comDefinisi Protein

Morfologi Tumbuhan-Makalah Tentang BIJI

MAKALAH

MORFOLOGI TUMBUHAN

Tentang
 

BIJI

Makalah Ini Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah Morfologi Tumbuhan

Dosen Pembimbing: Sukmala Dewi, S.Pd


Disusun Oleh :
KELOMPOK VII MIPA-BIO E (Smester II)

Ketua                          : 1. KAMARUDDIN          
Nama Anggota            : 2. ATY SUSANTI
                                                                     3. FINATI 
                                                                     4. NANDA RIZKI
                                                                     5. NURSARINAH
                                                                     6. NURSIDAH
                                                                     7. ST. ASIAH
                                                                     8. YANTI RAHMAWATI
                                                                     9. KHAIRUNISA 

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STKIP-BIMA
2010
                                                   


KATA PENGANTAR

Assalamu’alikum Wr. Wb.
Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kita dapat menjalankan aktifitas kita sebagai mahasiswa. Berkat rahmat dan karunia-Nyalah kami dari kelompok VII dapat menyelesaikan penyusunan Karya Ilmiah ini tidak kurang dari waktu yang ditentukan.  Tidak lupa pula kami khaturkan Salam dan Shalawat atas junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW sebagai Pabrik Figur umat manusia khususnya kita umat islam sebagai pengikutnya, sehingga kita dapat merasakan kemerdekaan dalam memeluk agama dan keyakinan. Berkat perjuangan dan kerja keras beliau kita dapat merasakan indahnya hidup yang penuh dengan ilmu pengetahuan dan di jauhkan keterpurukkan dan kejahilliyaan dunia yang fana ini.
Melihat betapa pentingnya ilmu pengetahuan, maka dunia pendidikan sebagai sarana dan fasilitator menyajikan berbagai mata kuliah yang bisa menumbuhkembangan potensi manusia, khususnya kita sebagai mahasiswa. Salah satu contoh mata kuliah “MORFOLOGI TUMBUHAN”. Mata Kuliah Morfologi Tumbuhan menyajikan sejuta pengetahuan tentang bentuk, struktur serta fungsi organ tumbuhan secara detail. Oleh karena itu kami dari kelompok VII BIO E STKIP Bima ingin mendalami ilmu morfologi tumbuhan lewat tugas yang dibebankan oleh Dosen. Maka dari itu penyusunan karya ilmiah ini menitik beratkan pada organ Assesories tumbuhan yakni “BIJI”.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini, tentunya masih terdapat kekeliruan dan kekurangan. Oleh karena itu besar harapan kami kepada Dosen atau rekan-rekan mahasiswa memberikan sebuah gagasan baru, baik berupa kritik dan saran yang bersifat membangun, agar penyusunan karya ilmiah selanjutnya lebih baik lagi, untuk itu kami sampaikan terimakasih.
Wabillahi Fisabilillah Fastabiqul Khairat.

Kota Bima, 30 Maret 2010
Wassalam,

KELOMPOK VII


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL/COVER...................................................i
KATA PENGANTAR ...............................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................2
C. Tujuan......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A.  Pengertian Biji........................................................................3
B. Gymnospermae (Tumbuhan Berbiji Terbuka)........................6
C. Angiospermae  (Tumbuhan Berbiji Tertutup.........................7
D. Tumbuhan Monokotil dan Dikotil.........................................8
      1. Ciri-ciri dan Perbedaan Monokotil dan Dikotil...............8

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................10
B. Saran-Saran...........................................................................10


DAFTAR PERPUSTAKAAN..............................................









BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Dunia Pendidikan merupakan salah satu sarana dan fasilitas bagi manusia dalam mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Salah satunya lewat dunia perkuliahan, potensi yang ada dalam diri individu tersebut bisa digali dan dikembangkan. Dalam dunia perkuliahan disajikan berbagai mata kuliah guna menumbuhkembangkan potensi tersebut. Misalnya  Mata Kuliah Morfologi Tumbuhan disajikan bagi mahasiswa khususnya, agar dapat memperluas wawasannya terhadap keanekaragaman tumbuhan berdasarkan ciri-ciri morfologi dan modifikasinya.
Berdasarkan pengetahuan tentang ciri morfologi organ tumbuhan dan modifikasinya tersebut, diharapkan Bagi mahasiswa dapat mengidentifikasi jenis suatu tumbuhan. Pokok bahasan mata kuliah tersebut mencakup bagian organ vegetatif tumbuhan / Organ primer (akar, batang, daun) dan modifikasinya, serta organ reproduktif tumbuhan (bunga, buah, dan biji) atau organ Assesories/Perhiasan.
Betapa pentingnya mempelajari ilmu morfologi tumbuhan, maka tidak jarang dosen-dosen di dunia perkuliahan, khususnya yang berprofesi sebagai dosen mata kuliah tersebut, tidak jarang memberikan tugas bahkan mengadakan penelitian terhadap mata kuliah ini.
Oleh sebab itu salah satu faktor yang melatar belakangi penyusunan karya ilmiah ini adalah adanya tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa khususnya kami dari kelompok VII MIPA-BIO-E STKIP-Bima sebagai tanggungjawab langsung kami terhadap mata kuliah morfologi tumbuhan. Adapun masalah yang akan dibahas terutama dititikberatkan pada fitografi BIJI atau Tumbuhan Berbiji.


B.     RUMUSAN MASALAH
·         Pengertian Biji
·         Gymnospermae (Tumbuhan Berbiji Terbuka)
·         Angiospermae  (Tumbuhan Berbiji Tertutup 
·         Tumbuhan Monokotil dan Dikotil                 

C.    TUJUAN
·         Menjelaskan Pengertian Biji Dan Spermathopyta (Tumbuhan Berbiji)
·         Menjelaskan Pengertian Gymanospermae (Tumbuhan Berbiji Terbuka)
·         Menjelaskan Pengertian Angiospermae (Tumbuhan Berbiji Tertutup)
·         Menjelaskan Pengertian Monokotil (Tumbuhan Berkeping Satu) dan Dikotil (Tumbuhan Berkeping Dua) Serta Ciri-Ciri Dan Perbedaannya.

Adapun maksud dan tujuan lain dari penyusunan karya ilmiah ini adalah sebagai bentuk tanggungjawab langsung kami terhadap tugas yang diberikan Dosen sekaligus sebagai bahan diskusi / presentase guna menunjang proses pembelajaran perkuliahan.


 BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN BIJI
Biji merupakan struktur yang efisien untuk perkembangbiakan dan perbanyakan. Perbanyakan yang dimaksud adalah untuk memperbanyak keturunan atau spesies dalam mempertahankan kelangsungan hidup generasinya. Biji berasal dari bakal biji yang berkembang setelah mengalami pembuahan.
Biji (bahasa Latin:semen) adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuhan berbunga yang telah masak. Biji dapat terlindung oleh organ lain (buah, pada Angiospermae atau Magnoliophyta) atau tidak (pada Gymnospermae). Dari sudut pandang evolusi, biji merupakan embrio atau tumbuhan kecil yang termodifikasi sehingga dapat bertahan lebih lama pada kondisi kurang sesuai untuk pertumbuhan.
Biji hanya terdapat pada tumbuhan berbiji atau Spermatophyta (Yunani, sperma=biji, phyton=tumbuhan) merupakan kelompok tumbuhan yang memiliki ciri khas, yaitu adanya suatu organ yang berupa biji. Biji merupakan bagian yang berasal dari bakal biji dan di dalamnya mengandung calon individu baru, yaitu lembaga. Lembaga akan terjadi setelah terjadi penyerbukan atau persarian yang diikuti oleh pembuahan.

1.   Ciri Tubuh
Ciri tumbuhan berbiji meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh. Ukuran dan bentuk tubuh Tumbuhan berbiji berukuran makroskopik dengan ketinggian yang sangat bervariasi. Tumbuhan biji tertinggi berupa pohon dengan tinggi melebihi 100 m. masalnya pohon konifer Sequoiadendron giganteum di taman Nasional Yosemite California, dengan tinggi sekitar 115 m dan diameter batang sekitar 14 m. Habitus atau perawakan tumbuhan berbiji sangat bervariasi, yaitu Pohon, misalnya jati, duku, kelapa, beringin, cemara; Perduk, misalnya mawar, kembang merak, kembang sepatu; semak, misalnya arbei; dan Herba, misalnya sayur-sayuran, bunga lili, serta bunga krokot.

2.   Struktur dan Fungsi
Tumbuhan berbiji merupakan heterospora. Tumbuhan berbiji membentuk struktur megasporangia dan mikrosporangia yang berkumpul pada suatu sumbuh pendek. Misalnya struktur seperti konus atau strobilus pada konifer dan bunga pada tumbuhan berbunga. Seperti halnya pada tumbuhan lain, spora pada tumbuhan berbiji dihasilkan melalui meiosis di dalam sporangia. Akan tetapi, pada tumbuhan berbiji, megaspora tidak dilepaskan melainkan dipertahankan. Megasporangia mendukung perkembangan gametofit betina dan menyediakan makanan serta air. Gametofit betina akan tetap berada dalam sporangium, menjadi matang dan memlihara generasi sporofit berikutnya setelah terjadi pembuahan. Pada mikrosporangium, produk meiosis berupa mikrospora. Mikrospora yang mencapai sporofit akan berkecambah membentuk serbuk sari yang tumbuh menuju kearah bakal biji untuk membuahi gametofit betina. Pada tumbuhan berbiji, istilah mikrospora merupakan serbuk sari, mikrosporangium merupakan kantung serbuk sari, dan mikrosporofil merupakan benagsari. Istilah megaspora merupakan kandung lembaga (kantung embrio), megasporangium merupakan bakal biji, dan megasporofil merupaka daun buah (karpela).

·                     Kulit, Inti Biji, dan Tali Pusar
Biji merupakan struktur yang efisien untuk perkembangbiakan dan perbanyakan. Perbanyakan yang dimaksud adalah untuk memperbanyak keturunan atau spesies dalam mempertahankan kelangsungan hidup generasinya. Biji berasal dari bakal biji yang berkembang setelah mengalami pembuahan.
Ada beberapa macam tipe bakal biji, yaitu orthotropous bila mikropil terletak di bagian atas, sedangkan hilumnya di bagian bawah; amphitropous, yaitu bakal biji yang tangkai bijinya membengkok sehingga ujung bakal biji dan tangkai dasarnya berdekatan satu sama lain. Anatropous, yaitu bakal biji yang mempunyai mikropil membengkok sekitar 180o, dan campylotropous, yaitu bakal biji yang membengkok 90o sehingga tali pusar tampak melekat pada bagian samping bakal biji.
Biji mempunyai bentuk yang bermacam-macam, misalnya menyudut, ginjal, bulat, memanjang, bulat telur dan lain-lain. Bentuk biji yang unik dijumpai pada genjer yang mempunyai biji, seperti ladam, dan senggani yang mempunyai bentuk biji, seperti rumah siput.
Permukaan kulit luar biji bermacam-macam, ada yang halus, kasar, berkutil, berduri dan sebagainya. Ini dapat dijumpai pada tumbuh-tumbuhan yang tergolong gulma.
Bagian-bagian biji terdiri atas kulit biji, inti biji, dan tali pusar. Kulit biji pada tumbuhan ada yang terdiri atas dua lapis, ada juga yang tiga lapis. Inti biji terdiri atas embrio dan cadangan makanan. Tali pusar merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan plasenta. Pada kulit biji dapat dijumpai bagian-bagian, seperti sayap, bulu, salut biji, pusar biji, liang biji, berkas pembuluh pengangkut, tulang biji, carunle, dan strophiole.
·                     Lembaga dan Putih Lembaga
Lembaga dan putih lembaga merupakan inti biji atau isi biji. Bagian ini terdapat di dalam kulit biji. Lembaga atau embrio terdiri atas akar lembaga (radikula), daun lembaga (kotiledon), dan batang lembaga. Putih lembaga terdiri atas putih lembaga dalam (endosperma) dan putih lembaga luar (perisperma).
Bagian embrio, seperti radikula akan berkembang menjadi akar. Pada tumbuhan Dicotyledoneae, radikula akan berkembang menjadi akar tunggang. Pada Monocotyledoneae, akar tersebut akan berkembang menjadi akar primer, namun masa hidupnya tidak lama karena segera diganti oleh sistem akar sekunder. Kotiledon pada biji dapat berfungsi sebagai tempat penimbunan makanan, alat untuk berfotosintesis sementara, dan sebagai alat untuk menghisap makanan dari putih lembaga. Batang lembaga terdiri atas epikotil dan hipokotil. Epikotil adalah pemanjangan ruas batang di atas kotiledon, sedangkan hipokotil adalah pemanjangan ruas batang di bawah kotiledon. Batang lembaga dan calon-calon daun merupakan bagian lembaga yang disebut plumula.
Bagian putih lembaga, seperti endosperma merupakan cadangan makanan pada biji. Berdasarkan pembentukannya, endosperma berasal dari sel induk endosperma yang telah dibuahi oleh sel sperma. Perisperma merupakan putih lembaga luar. Bagian ini berasal dari nuselus atau selaput bakal biji.
3.   Cara Hidup dan Habitan Reproduksi
Tumbuhan berbiji kebanyakan hidup di darat. Namun, tumbuhan berbiji ada yang hidup mengapung di air, misalnya teratai. Tumbuhan berbiji merupakan tumbuhan fotoautotrof.

4.   Klasifikasi
Berdasarkan kajian filogeni menggunakan DNA kloroplas (cpDNA) saat ini dapat dikelompokkan berbagai anggota tumbuhan berbiji sebagai berikut : 1) tumbuhan berbunga (Angiospermae) dan Gymnospermae          

B.     GYMNOSPERMAE (Tumbuhan Berbiji Terbuka)
Gymnospermae (dari bahasa Yunani: gymnos (telanjang) dan sperma (biji) atau tumbuhan berbiji terbuka merupakan kelompok tumbuhan berbiji yang bijinya tidak terlindung dalam bakal buah (ovarium). Pada tumbuhan berbunga (Angiospermae, atau Magnoliophyta), biji atau bakal biji selalu terlindungi penuh oleh bakal buah sehingga tidak terlihat dari luar. Pada Gymnospermae, biji terekspos langsung atau terletak di antara daun-daun penyusun strobilus atau runjung. Pada melinjo misalnya, "pêntil"nya (yaitu bijinya) sejak dari "kroto" hingga melinjo masak dapat dilihat, sementara pada tusam biji terletak pada runjungnya.
Gymnospermae telah hidup di bumi sejak periode Devon (410-360 juta tahun yang lalu), sebelum era dinosaurus. Pada saat itu, Gymnospermae banyak diwakili oleh kelompok yang sekarang sudah punah dan kini menjadi batu bara: Pteridospermophyta (paku biji), Bennettophyta dan Cordaitophyta. Anggota-anggotanya yang lain dapat melanjutkan keturunannya hingga sekarang. Angiospermae yang ditemui sekarang dianggap sebagai penerus dari salah satu kelompok Gymnospermae purba yang telah punah (paku biji).
  1. Pengelompokan
Dalam klasifikasi tumbuhan modern, Gymnospermae tidak memiliki status taksonomi karena banyak petunjuk bahwa tumbuhan berbunga (Angiospermae, tumbuhan berbiji tertutup) adalah keturunan dari salah satu tumbuhan berbiji terbuka. Pemisahan antara tumbuhan berbiji terbuka dengan berbiji tertutup akan menyebabkan pemisahan yang parafiletik.
Gymnospermae mencakup tiga divisio yang telah punah dan empat divisio yang masih bertahan:
·   Bennetophyta, punah
·   Cordaitophyta, punah
·   Pteridospermophyta, sudah punah namun dianggap sebagai moyang
Salah satu contoh tumbuhan gymnospermae adalah tumbuhan Melinjo (G.gnemon L.) merupakan salah satu tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) yang tumbuh di daerah tropis. Perkembangbiakan tunbuhan melinjo secara generatif.

C.    ANGIOSPERMAE  (Tumbuhan Berbiji Tertutup )
Tumbuhan biji tertutup (angiospermae) merupakan tumbuhan berbunga yang memiliki pembungkus biji (ovulum) dibagi ke dlm 2 kelas yaitu Monokotiledon (berkeping satu) dan dikotilodonae (berkeping dua). ada yang berumah satu dan bermah dua.
Peranan tumbuhan biji tertutup diantaranya adalah:
·         Sebagai tanaman hias, misalnya cempaka, mawar, kembang sepatu, kaktus, bunga matahari, bunga sedap malam, bunga gladiol, anggrek, dll
·         Bahan bumbu dapur, misalnya kemiri, lada, cengkeh, pala, ketumbar, temu-temuan, dll
·         Sumber makanan berupa sayuran, misalnya tomat, kubis, sawi, lobak, terong, bayam, labu siam, kentang, dll
·         Buah-buahan, misalnya apel, pir, arbei, pisang, mangga, jambu, anggur, jeruk, nangka, rambutan, pepaya dll
·         Sumber protein yang berasal dari tumbuhan, seperti kacang kedelai, kacang tanah, kacang merah, dll
·         Bahan baku industri furnitur/alat-alat rumah tangga, misalnya bambu, rotan, kayu jati, kelapa, kayu meranti, dll
·         Bahan untuk obat, misalnya mahkota dewa, buah merah, jambu biji, daun jarak, mengkudu, sambiloto, kumis kucing dll
·         Penghasil minyak aromatik, misalnya melati, mawar, nilam, lavender, kayu putih dll
·         Penghasil minyak sayur, misalnya kelapa, kelapa sawit
·         Penghasil biodisel, misalnya jarak, kelapa sawit
·         Penghasil gula, misalnya tebu (Saccharum sp.), aren (Arenga pinnata), lontar (Borassus flabellifer)
·         Sumber karbohidrat, misalnya padi, gandum, singkong, ubi jalar, kentang, dan lain-lain.

D. TUMBUHAN MONOKOTIL DAN DIKOTIL
Tumbuhan Monokotil adalah tumbuhan yang berkeping satu (mono;satu-kotil;keping), Contoh tumbuhan monokotil : Kelapa, Jagung, Padi, Pinang, Bambu, Tebu, Palem, Durian, Salak, Melinjo, dst. Sedangkan tumbuhan dikotil adalah tumbuhan berkeping dua (di;dua dan kotil;keping). Contoh tumbuhan dikotil adalah Kacang tanah, Mangga, Rambutan, Belimbing, Beringin, Jati, Mahoni,jahe, dst.

1.   Ciri-Ciri dan Perbedaan Monokotil dan Dikotil
Pada tumbuhan kelas / tingkat tinggi dapat dibedakan atau dibagi menjadi dua macam, yaitu tumbuh-tumbuhan berbiji keping satu atau yang disebut dengan monokotil / monocotyledonae dan tumbuhan berbiji keping dua atau yang disebut juga dengan dikotil / dicotyledonae. Ciri-ciri tumbuhan monokotil dan dikotil hanya dapat ditemukan pada tumbuhan subdivisi angiospermae karena memiliki bunga yang sesungguhnya.



Perbedaan ciri pada tumbuhan monokotil dan dikotil berdasarkan ciri fisik pembeda yang dimiliki :
1.   Bentuk akar
                  - Monokotil           : Memiliki sistem akar serabut
                  - Dikotil                 : Memiliki sistem akar tunggang
2.   Bentuk sumsum atau pola tulang daun
                  - Monokotil           : Melengkung atau sejajar
                  - Dikotil                 : Menyirip atau menjari
3.   Kaliptrogen / tudung akar
                  - Monokotil           : Ada tudung akar / kaliptra
                  - Dikotil                 : Tidak terdapat ada tudung akar
4.   Jumlah keping biji atau kotiledon
                  - Monokotil           : satu buah keping biji saja
                  - Dikotil                 : Ada dua buah keping biji
5.   Kandungan akar dan batang
                  - Monokotil           : Tidak terdapat kambium
                  - Dikotil                 : Ada cambium
6.   Jumlah kelopak bunga
                  - Monokotil           : Umumnya adalah kelipatan tiga
                  - Dikotil                 : Biasanya kelipatan empat atau lima

7.   Pelindung akar dan batang lembaga
                  - Monokotil           :  Ditemukan batang lembaga / koleoptil dan akar lembaga / keleorhiza
                  - Dikotil                 : Tidak ada pelindung koleorhiza maupun koleoptil
8.   Pertumbuhan akar dan batang
                  - Monokotil           : Tidak bisa tumbuh berkembang menjadi membesar
                  - Dikotil                 : Bisa tumbuh berkembang menjadi membesar



BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Biji merupakan bagian dan struktur yang sangat efisien untuk perkembangbiakan pada tumbuhan khususnya Spermathopyta (tumbuhan berbiji). Fungsi biji itu sendiri adalah untuk memperbanyak keturunan atau spesies dalam mempertahankan kelangsungan hidup generasinya. Biji berasal dari bakal biji yang berkembang setelah mengalami pembuahan.
Biji juga merupakan salah satu organ assesories atau organ perhiasan pada Tumbuhan berbiji (Spermathopyta). Biji bukan hanya sebagai organ assesories tetapi juga mempunyai fungsi yang utama yakni, sebagai alat perkembangbiakan   atau untuk memperbanykan keturunan, agar tumbuhan tersebut tidak punah.
Sesuai dengan bentuk dan stukturnya, biji dapat dikelompokkan kedalam beberapa kelompok besar yakni :
·         Gymnospermae (Tumbuhan Berbiji Terbuka )
·         Angiospermae  (Tumbuhan Berbiji Tertutup)
Sedangkan pada tumbuhan Angiospermae Ciri-ciri tumbuhan monokotil dan dikotil hanya dapat ditemukan, karena memiliki bunga yang sesungguhnya atau bunga lengkap. Oleh karena itu Tumbuhan Angiospermae dibagi menjadi dua kelompok besar yakni ; Monokotil (Tumbuhan Berkeping satu) dan Dikotil (Berkeping Dua). Contoh tumbuhan monokotil seperti Kelapa, Jagung, Padi, Pinang, Bambu, Tebu, Palem, Durian, Salak, Melinjo, dst. Sedangkan Contoh tumbuhan dikotil adalah Kacang tanah, Mangga, Rambutan, Belimbing, Beringin, Jati, Mahoni,jahe, dst.

B.     SARAN
Dalam penyusunan karya ilmiah tentunya masih terdapat kekeliruan dan kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari Dosen dan rekan-rekan mahasiswa yang membangun sangat kami harapkan, guna mengevaluasi diri kami agar penyusunan karya ilmiah selanjutnya lebih baik lagi.



DAFTAR PUSTAKA
·         Anonim, 2008, Biji, http://id.wikipedia.org/, diakses pada tanggal 13 Oktober 2008 pukul 21:38.
·         Anonim, 2006, Dormansi dan Perkecambahan Biji, http://elisa.ugm.ac.id/, diakses pada tanggal 13 Oktober 2008 pukul 22:53.
·         Anonim, 2008, Dormansi Benih dan Pemecahannya, http://pustaka.ut.ac.id//, diakses pada tanggal 15 April 2008 pukul 21:38.
·         Anonim, 2006, Pertumbuhan dan Perkembangan Biji, http://www.freewebs.com//, diakses pada tanggal 13 Oktober 2008 pukul 21:36.
·         Anonim, 2007, Biji dan Perkembangan Biji, http:// www.sith.itb.ac.id//, diakses pada tanggal 13 Oktober 2008 pukul 22:34.
·         Bold, H.C., Alexopoulos, C.J., and Delevoryas, T. (1980). Morphology of Plants and Fungtion. New York: Harper & Row, Publishers.
·         Tjitrosoepomo, G. (1989). Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
·         www.Blog.Ilmu Biologi.com_kategori : Spermathopyta
·         www. Freedownload PDFBio_Gymnospermae dan angiospermae.co.id
·         http://www.google.com